Panti Asuhan Yatim Piatu Nurul Falaah
Jl. Soreang-Banjaran Belakang Puskesmas Km.2 Ciwaru Rt/Rw. 01/16 Desa/kec. Soreang Kab. Bandung
Cara Hebat Melobi Allah
Ada sebuah kisah menarik, dituturkan oleh
Astria, seorang PNS disebuah instansi pemerintah. Sebuah kisah yang
membuatnya mengerti bagaimana cara membuat proposal yang seakan-akan
pasti di-ACC oleh Allah, karena limpahan Allah yang Ia berikan kepada
mahluk yang istimewa dimata-Nya.
Awalnya ia adalah seorang ustadzah sebuah
TPA (Taman Pendidikan al-Qur’an) di sebuah daerah di Indonesia, yang
jika menghitung gaji ataupun keuntungan lahiriah lainnya tentu saja
sangat kecil, tak cukup untuk kehidupan sehari-hari. Namun hal itu ia
nikmati, sebagai bentuk pengabdian pada agama, dan karena ia sangat
menyayangi anak-anak. Apalagi hingga pernikahannya yang memasuki tahun
kedelapan, ia belum juga dikarunai momongan, membuatnya harus mencari
kesibukan lain, dan satu-satunya kesibukan yang membuatnya bahagia
adalah kesibukan bersama anak-anak. Maka ia konsentrasikan hari-harinya
untuk mendidik anak-anak di TPA tersebut.
Nah, di antara anak-anak didikannya di
TPA, ada seorang anak yang membuatnya terenyuh. Anak itu sudah tak
memiliki ayah, dan ibunya tampak kesulitan untuk membiayai sekolahnya.
Melihat kondisi demikian, jiwanya pun terpanggil untuk membantu si
yatim. Maka sejak itu, ia membantu sekolah anak yatim itu hingga lulus.
Ia ingin meskipun anak itu yatim, tapi masa depannya tidak boleh suram,
harus tetap mendapatkan yang semestinya, seperti anak-anak yang memiliki
ayah pada umumnya.
Selama kurang lebih dua tahun, tanpa
banyak yang tahu, ia biayai sekolah anak itu. Dan sejak itulah berkah
demi berkah ia dapatkan dari Allah swt. Suatu ketika, ketika ada musim
pendaftaran untuk mengikuti seleksi CPNS, iseng-iseng ia mengikutinya,
seperti dilakukan kebanyakan teman-teman kuliahnya dulu. Tapi tanpa
dinyana-nyana, ia dinyatakan lulus murni, alias tanpa bantuan dari siapa
pun dan tanpa mengeluarkan uang sepeser pun. Hal ini tentu saja jarang
terjadi, dan dia termasuk yang jarang itu. Syukurnya tak terkira kepada
Allah, atas karunia ini.
Bukan hanya itu, beberapa saat kemudian
ia dinyatakan positif hamil, padahal sudah delapan tahun membina rumah
tangga, belum juga ia dikaruniai putra. Betapa karunia Allah datang
bertubi-tubi dan tanpa disangka-sangka, sejak ia membagi kasih sayang
dan kebahagiaanya pada anak yatim.
Ya, Allah memang menyukai dan
menganjurkan kita untuk memberikan kasih sayang dan perhatian pada anak
yatim. Bersedah untuk anak yatim memang berlipat-lipat nilainya dan
berlipat-lipat pula keberkahannya. Menyantuni dan mengasihi anak yatim
adalah sebuah cara paling jitu untuk melobi Allah swt, jika kita
memiliki keinginan yang bahkan terasa sulit didapatkan sekalipun. Tidak
hanya itu, Allah juga mengancam akan memberikan cap “munafik” jika kita
tak peduli pada anak yatim dan orang miskin. “Tahukah kamu (orang) yang
mendustakan agama?,” firman Allah dalam al-Qur’an. “Itulah orang yang
menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi Makan orang
miskin.” (QS.al-Maaun : 1-3).
أَرَءَيۡتَ ٱلَّذِى يُكَذِّبُ بِٱلدِّينِ (١) فَذَٲلِكَ ٱلَّذِى يَدُعُّ ٱلۡيَتِيمَ (٢) وَلَا يَحُضُّ عَلَىٰ طَعَامِ ٱلۡمِسۡكِينِ (٣)
Maka jika dalam suatu kampung, RT/RW atau
desa, lalu kecamatan dan lingkup lebih luas lainnya, masih ada anak
yatim yang terlantar dan masih ada orang miskin yang tak bisa makan
karena tak ada yang peduli, maka laknat Allah akan diberikan kepada
semua penduduk, dan jangan salahkan Allah jika bencana banyak melanda
daerah tersebut. Padahal, seperti kisah nyata di atas, jika kita mau
berbagi kebahagiaan dengan memberikan perhatian dan kasih sayang pada
anak yatim, juga orang-orang miskin, maka hidup kita akan semakin mudah :
mendapatkan kasih sayang Allah, tentram, rezeki lancar, sehat, hidup
aman dan insya Allah akan diberikan tempat terbaik di sisi Allah swt
nantinya.
Dalam sebuah riwayat disebutkan, suatu
ketika Saib bin Abdullah ra, datang kepada Nabi Muhammad saw, maka Nabi
saw bersabda kepadanya, “Wahai Saib,
perhatikanlah akhlak yang biasa kamu lakukan ketika kamu masih dalam
kejahiliyahan, laksanakan pula ia dalam masa keislaman. Jamulah tamu,
muliakanlah anak yatim, dan berbuat baiklah kepada tetangga.” [HR.Ahmad
dan Abu Dawud].
Dalam riwayat lain Rasulullah saw juga bersabda, “Sebaik-baik
rumah kaum muslimin ialah rumah yang terdapat di dalamnya anak yatim
yang diperlakukan (diasuh) dengan baik, dan seburuk-buruk rumah kaum
muslimin ialah rumah yang di dalamnya terdapat anak yatim tapi anak itu
diperlakukan dengan buruk.” [HR. Ibnu Majah].
Satu lagi, dalam suatu riwayat disebutkan
bahwa ada seorang laki-laki yang datang kepada Nabi saw mengeluhkan
kekerasan hatinya. Nabi pun bertanya, “Sukakah kamu, jika hatimu menjadi
lunak dan kebutuhanmu terpenuhi? Kasihanilah anak yatim, usaplah
mukanya, dan berilah makan dari makananmu, niscaya hatimu menjadi lunak
dan kebutuhanmu akan terpenuhi.” [HR.Thabrani].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar